Agrowisata Tamansuruh Tampilkan Beragam Produk Pertanian Banyuwangi

Banyuwangi, Arahjatim.com – Dengan menerapkan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE), Banyuwangi telah membuka kembali lokasi-lokasi pariwisatanya untuk wisatawan nusantara (wisnus).

Salah satunya adalah Agrowisata Tamansuruh (AWT) yang berlokasi di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. AWT telah menerapkan standar pariwisata di era new normal, mulai dari fasilitas protokol kesehatan hingga skema pembatasan pengunjung.

Bacaan Lainnya

Di pintu masuk, petugas melakukan pengecekan suhu tubuh setiap pengunjung, menyemprotkan handsanitizer, dan pengunjung dipersilakan mencuci tangan sebelum memasuki area agrowisata. Petugasnya pun tertib menggunakan alat perlindungan diri, seperti masker, face shield, dan sarung tangan.

Selain membatasi jumlah pengunjung guna menghindari kerumunan massa, pengelola juga memperhatikan sanitasi lingkungan. Dengan cara seperti ini, siapapun yang berkunjung ke Banyuwangi akan merasa tenang karena sudah mengikuti protokol kesehatan.

“Garansi seperti ini sangat penting untuk menarik wisatawan. Kita harus bangkit dengan kembali produktif untuk memulihkan perekonomian, namun tetap aman dari covid-19,” ungkap Bupati Banyuwang Abdullah Azwar Anas.

Di Agrowisata Tamansuruh, juga tersedia berbagai sayur hingga buah-buahan organik. Pengunjung bisa mengonsumsi sayur dan buah-buahan tersebut langsung di lahannya. Hal ini bisa menjadi pengalaman unik pengunjung sekaligus meningkatkan kesehatan.

Agrowisata Tamansuruh berada di kaki Gunung Ijen. Dikemas dengan konsep agro-tourism, destinasi ini menampilkan beragam produk pertanian Banyuwangi, mulai dari padi hitam organik hingga beragam buah-buahan dan sayur-sayuran organik. Selain itu juga ada hamparan bunga-bunga cantik warna warni yang bisa menjadi spot foto yang Instagrammable.

Pemandangannya indah, mulai pegunungan, sawah, hingga Selat Bali pun bisa dilihat dari ketinggian. Udaranya sejuk berlimpah oksigen. Cocok banget untuk liburan bersama keluarga.

Destinasi ini juga menjadi tempat edukasi pertanian, sekaligus lahan percobaan/demplot. Yang terbaru, ada 33 varietas melon yang dikembangkan, termasuk melon chamoe, varietas melon asli Korea yang jadi primadona di Indonesia.

Tidak hanya melulu tentang tanaman, pengunjung juga pelihat pameran hewan-hewan lucu seperti kelinci dan ikan cupang. Harga tiket masuk tempat ini cukup terjangkau. Pengunjung hanya perlu menyiapkan tiket masuk senilai Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Selamat berwisata! (ful/sona-03)