Kreatif di Tengah Pandemi, Pemuda Desa di Banyuwangi Buka Wisata Kuliner

Banyuwangi, SonaIndonesia.com – Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah warga desa di Banyuwangi tetap kreatif memunculkan destinasi kuliner. Salah satunya, seperti yang dikerjakan para pemuda kreatif dari tiga desa yang ada di Kecamatan Purwoharjo dan Cluring. Mereka membuat wisata kuliner Kali Kurung di desanya.

Wisata kuliner ini berada di tepi Sungai Simbar yang berada di perbatasan dua kecamatan, yakni Purwoharjo dan Cluring. Berada di bawah rerimbunan pohon bambu di sepanjang tepi sungai, pengunjung  bisa menikmati aneka olahan ikan air tawar. Mulai dari ikan wader, lele, tombro, bawal, hingga oling (sidat). Destinasi ini dikelola sekelompok anak muda yang menyebut dirinya Pemuda Perbatasan (Petasan).

Bacaan Lainnya

Destinasi ini diresmikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu 12 Agustus 2020. Dibuka setiap hari, destinasi Kali Kurung menawarkan sensasi baru berwisata kuliner. Wisatawan diajak menikmati aneka olahan ikan air tawar, seperti ikan bakar, ikan goreng, rica-rica, hingga ikan bumbu merah. Bagi pengunjung yang ingin mengolah sendiri di rumah, juga bisa membeli ikan segarnya dari tempat ini.

Di akhir pekan, pengunjung juga bakal disuguhi atraksi menarik oleh kelompok seniman muda setempat, seperti tari jaranan, hadrah, dan masih banyak lainnya.

“Ini kreatif sekali. Di tengah pandemi Covid yang melumpuhkan ekonomi dunia, warga tetap optimis membuka destinasi baru. Kreativitas dan semangat semacam ini memang sangat dibutuhkan agar ekonomi kembali bangkit. Saya salut dengan warga desa di sini,” kata Anas.

Semua ikan olahan maupun ikan segar yang dijual di Kali Kurung, merupakan hasil budi daya warga di sekitar sungai Simbar. Sungai ini membelah tiga desa. Yakni Desa Tampo, Keradenan, dan Plampangrejo.

Nama Kurung itu sendiri, diambil dari mata pencaharian warga setempat yang mayoritas adalah pengrajin kurungan ayam dari anyaman bambu. Maka tak heran, ornamen yang menghiasi di wisata kuliner ini banyak yang berbentuk kurungan ayam.

Destinasi ini berdiri diawali dari perilaku warga yang memelihara ikan air tawar di selokan depan rumahnya. Mereka sudah melakukan ini sejak lama untuk menopang ekonomi keluarga. Hingga saat ini, sudah sekitar 100 warga yang melakukan budidaya ikan air tawar.

Melihat itu, Dinas Perikanan Banyuwangi menyentuh mereka dan memberikan bantuan bibit ikan kepada mereka. Warga kini juga melakukan budi daya ikan di keramba sungai.

Anas mengaku sangat mengapresiasi geliat kreativitas para pemuda Petasan ini. Bagi Anas, Kali Kurung bukan sekedar wisata kuliner, namun di balik ini adalah upaya membentuk ketahanan pangan. Warga bisa memenuhi kebutuhan konsumsi pangannya sendiri, sekaligus mendapatkan nilai ekonomis dari penjualan ikan.

Selain untuk dijual kepada pengunjung, warga tentu bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dari budi daya ikan ini,” kata Anas.

“Saya berharap juga, ini akan berdampak baik bagi kesehatan warga. Konsumsi ikan yang meningkat, tentunya akan meningkatkan derajat kesehatan,” kata Anas.

Aktivitas warga desa ini juga mendapat apresiasi dari Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim Nurwahida. Menurut dia, ini adalah cara kreatif dalam upaya penyediaan ikan segar di daerah.

“Ini juga menjadi kesinambungan antara kegiatan penebaran benih ikan di kali dengan penyediaan ikan segar. Juga mendukung kampanye gemar makan ikan,” kata Nurwahida.

“Dengan adanya inovasi seperti Kali Kurung ini, semoga tingkat konsumsi makan ikan di Banyuwangi semakin meningkat. Ini penting agar generasi Banyuwangi tumbuh sehat, cerdas, dan tidak stunting,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Keradenan Rudi menjelaskan, destinasi ini diinisiasi oleh kelompok pemuda dari tiga desa sejak dua bulan lalu. Mereka ingin menggerakkan ekonomi warga dengan menjual potensi desa yang telah ada, salah satunya potensi perikanan air tawar.

“Setelah berkonsultasi dengan Dinas Perikanan, akhirnya kami dibantu untuk membuat destinasi ini. Alhamdulillah, warga semangat, pemerintah juga mendukung,” kata Rudi.

Rudi juga bersyukur, destinasi kuliner air tawar ini langsung diminati pengunjung sejak dibuka dua bulan lalu.

“Mulai keluarga hingga komunitas memancing suka ke sini. Per hari bisa 150-200 orang, bahkan bisa sampai 300 orang di akhir pekan,” kata Rudi. (ful/sona-03)