Surabaya, Sonaindonesia.com – Perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 ditandai dengan busana adat yang menghiasi Pondok Pesantren Baitul Quran Al Jahra Magetan. Pakaian adat kali ini menjadi bingkai indah bentuk kebersamaan.
Pondok pesantren yang sempat ramai diperbincangkan itu mengadakan upacara dan perlombaan dengan meriah. Tampak hadir Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI Irjen Ibnu Suhaendra bersama Forkopima setempat.
Irjen Ibnu berujar jika perayaan hari kemerdekaan yang diadakan di Ponpes Baitul Quran Al Jahra membuatnya antusias akan adanya generasi yang cinta tanah air dan memiliki nasionalisme.
“Saya begitu senang. Ini luar biasa dan akan menjadi pilot project untuk semua lembaga pendidikan seperti pesantren, sekolah, juga universitas,” kata Irjen Ibnu.
Kendati sempat menjadi sorotan lantaran unggahan foto yang beredar di sosial media, Irjen Ibnu meyakini jika santri di Ponpes Baitul Quran Al Jahra tak terimbas radikalisasi.
“Semangat anti kekerasan dan cinta tanah air dapat dipelopori pesantren. Disini kita bersama juga mengharapkan semgat pluralisme, wawasan kebangsaan nasionalisme,” ujarnya.
Dirinya berharap pihak ponpes dapat menyelenggarakan acara serupa di hari-hari besar nasional lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Pembina Yayasan Nur Rosyidah Ponpes Baitul Quran Al Jahra, Magetan, Ustad H. Nur Wahyudi mengatakan jika pesantren harus serius menanamkan nasionalisme kepada para santri.
“Tujuannya agar para santri tak hanya memahami ilmu agama saja, tapi juga cinta akan tanah air dan menjaga keutuhan NKRI,” jelasnya.
Sementara itu Liana Kurniawan tampak hadir dalam acara tersebut. Dirinya tak menyangka dapat mengunjungi pesantren yang sempat viral itu. Meski mendapat berita miring mengenai pesantren, Bendahara DPD PSI Kota Surabaya itu mengapresiasi para santri yang tampak antusias merayakan HUT RI ke 78 tersebut.
“Saya berharap anak-anak yang mengenyam pendidikan di pesantren ini bisa membangun nasionalismenya sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.