Jember, SonaIndonesia.com – Guna meningkatkan kemampuan dan keahlian para pelaku (content creator) dalam membuat konten budaya, BalaiRW Institute menggelar “Workshop Konten Budaya” pada Sabtu (8/2).
Puluhan peserta umumnya para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jember, yang memiliki minat terhadap seni budaya sekaligus tertarik mengembangkan konten seni budaya di Jember tampak hadir mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan workshop dilaksanakan di BalaiRW Institute di Jl Kyai Mojo, yang berlokasi tidak jauh dari Rumah Sakit Bina Sehat, Jember.
Salah satu pemateri, Edwin Roseno, praktisi audio visual lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjelaskan bagaimana pentingnya menggali seni budaya di Jember, misalnya saja menggali seni budaya yang ada di Gunung Argopuro, Sungai Bedadung, Pantai Puger dan juga di Pasar Tanjung.
“Bagaimana sejarah Jember, asal usul, budaya khasnya, tari daerahnya, upacara adat dan lainnya. Kaitannya dengan digitalisasi agar mudah diakses, dibaca, lebih interaktif dan memudahkan banyak hal,” papar Edwin.
Edwin melanjutkan, hal-hal apa saja yang perlu didigitalisasi? Bisa seni tradisi, adat istiadat, tokoh seni budaya, kuliner, sastrawan, budayawan. “Apa saja kontribusinya? Mengapa ada Kampung Pindangan, Tempean?” tanya Edwin memancing peserta diskusi.
“Konten digital berbeda dengan arsip-arsip analog yang sulit diakses. Tapi butuh kesadaran kolektif. Pengarsipan seperti itu butuh campur tangan orang banyak,” tegasnya.
Sementara itu pemateri kedua, Elmi Auliya Bayu Purna menegaskan tentang pentingnya strategi dan identitas dalam merancang konten budaya.
“Tanpa identitas akan sulit berkembang. Identitas akan memudahkan dikenali. Segmentasi juga harus jelas untuk siapa? Dan banyak lagi yang harus diperhatikan,” jelas Elmi.
Lulusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember ini juga mengibaratkan sebuah akun media sosial sebagaimana layaknya manusia.
“Bagaimana gayanya, pilihan font, naskah, warna dan lainnya. Medsos ini bisnis yang berkedok hiburan,” lanjutnya.
Kegiatan workshop lebih banyak diisi dengan diskusi antarpeserta. Di antaranya ada yang memaparkan tentang sejumlah seni budaya yang berkembang di masyarakat Jember.
Sementara itu ada juga peserta yang mengajukan pertanyaan tentang strategi-strategi apa yang perlu ditempuh untuk mengembangkan konten seni budaya agar lebih diminati oleh penonton.
Workshop Konten Budaya ini merupakan salah satu dari sembilan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh BalaiRW Institute di Jember dalam program bertajuk “Grebek Budaya Kampung”. (salim)