Bali, ArahJatim.com – Dalam sesi Rakernas XIII Apkasi Tahun 2021 yang digelar bersamaan dengan acara pengukuhan Dewan Pengurus Apkasi masa bakti 2021-2026, hadir secara langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Sementara dua menteri lainnya hadir secara daring sebagai narasumber, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menparekraf Sandiaga S Uno.
Dalam paparannya, Luhut memberikan wejangan kepada para Pengurus Apkasi dengan menyampaikan update informasi terkait langkah-langkah pemerintah pusat dalam menangani Covid-19 serta upaya membangkitkan upaya pemulihan ekonomi melalui investasi luar negeri hingga menggenjot pembangunan infrastruktur. Salah satu titik tekannya, menurut Luhut adalah konsep momentum ekonomi berkelanjutan.
“Kita melihat pandemi Covid-19 ini sebagai dua sisi yang tidak terpisahkan dengan pemulihan ekonomi. Tunjukkan bahwa bupati bisa menjadi contoh yang baik kepada masyarakatnya. Kuncinya kalau kepala daerah bersama TNI-Polri bisa mendisiplinkan masyarakatnya di daerah masing-masing, maka lonjakan Covid-19 bisa ditekan lagi angkanya. Kalau kita bisa menjaga dengan baik situasi ini, kuartal dua tahun ini kita bisa berharap mencapai 7% pertumbuhan ekonomi, dan jika ini terpenuhi maka secara year of year, yang dikarenakan pada kuartal pertama sempat minus, maka di akhir tahun kita bisa bertumbuh 4,5 sampai 5%,” paparnya.
Luhut yakin pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini masih bisa dipelihara. Pemulihan ekonomi dan reformasi harus dilakukan secepat mungkin dengan strategi stimulus fiskal karena situasi belum pulih. Di samping implementasi UU Cipta Kerja harus dikontrol dan dipantau serta kebijakan pengembangan industri nilai tambah harus jalan terus.
“Overall perekonomian kita saat ini cukup baik dan penanganan Covid-19 kita juga cukup bagus. Saya hanya titip kepada kawan-kawan bupati, ayo kita saling kerja sama membangun negeri ini, bangun perkawanan dan dedikasikan diri kita bekerja dengan hati,” imbuhnya.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa saat ini tren pemulihan perekonomian global terus berlanjut, sehingga optimisme masih tinggi meskipun faktor-faktor risiko harus tetap diwaspadai.
“Ada hal-hal positif di mana dengan membaiknya ekonomi global ekspor nasional dua bulan berturut-turut ini tumbuh di atas 50%. Harga komoditas juga mulai meningkat sehingga ini (menjadi) kabar baik bagi pemerintah daerah yang memiliki keunggulan komparatif di bidang komoditas. Namun di sisi lain kita tetap waspada, ada potensi gejolak finansial akibat lonjakan inflasi di Amerika Serikat yang mungkin mengubah kebijakan moneternya dan berimbas ke seluruh dunia,” katanya mengingatkan.
Sri Mulyani menekankan bahwa daerah juga harus tetap berhati-hati karena efek dari vaksinasi Covid-19 ini belum merata di seluruh dunia.
“Kita harus tetap waspada karena Covid-19 ini tidak mengenal batas negara. Perlu kehati-hatian dalam suasana penanganan Covid-19 di dalam negeri sambil kita mengelola kebijakan fiskal dalam memulihkan sosial ekonomi di masyarakat,” ujarnya.