Sumenep, SonaIndonesia.com – Prihatin atas meningkatnya jumlah warga miskin di Kabupaten Sumenep, sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gempar (Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen) mendatangi kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Rabu (6/10).
Para aktivis ini ingin beraudiensi dengan jajaran Dinas Sosial untuk menyoroti masalah sosial, utamanya terkait kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Kedatangan para aktivis ditemui langsung Kepala Dinsos P3A Achmad Dzulkarnain beserta jajarannya.
Saat audiensi, Koordinator Gempar, Mohammad Nor mengatakan, kedatangannya ini merupakan bentuk kecintaannya pada Sumenep.
“Meskipun dalam status peringkat kemiskinan Sumenep mengalami peningkatan, yang awalnya termiskin peringkat 3, sekarang sudah menduduki peringkat 4. Tapi itu bukan prestasi bagi kita. Buktinya angka kemiskinan tahun 2020-2021 Sumenep malah meningkat angkanya,” ungkapnya.
Nor menjelaskan, berdasarkan data BPS, per tahun 2020 angka kemiskinan di Sumenep mencapai 220.226 jiwa dan tahun 2021 meningkat jadi 224.732 jiwa.
“Data itu (data BPS) masih perlu dipertanyakan validitasnya,” jelas Nor sambil menambahkan, instansi di Jalan Asoka Kota Sumenep itu sedang menyiapkan data riil di lapangan.
Gempar berharap, angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep seharusnya makin menurun dari tahun ke tahun. Namun data yang diperoleh Gempar justru menunjukkan angka sebaliknya.
“Harapan kami, Dinsos Sumenep ini melakukan evaluasi besar-besaran agar segala program dari Dinsos untuk pengentasan kemiskinan benar-benar matang dan tidak hanya melaksanakan program secara seremonial saja,” kata Nor.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinsos P3A Sumenep Achmad Dzulkarnain mengapresiasi kepedulian aktivis Gempar terhadap kemiskinan di Sumenep.
“Saya menyampaikan terima kasih atas perhatian adik-adik mahasiswa yang ikut membangun Sumenep dalam menyampaikan aspirasinya khususnya penanganan kemiskinan,” kata Dzulkarnain singkat. (rif)