Sonaindonesia.com, Surabaya – Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menemui Finalis Pangeran Lingkungan Hidup Kota Surabaya Tahun 2022, Husnu Alkaisar Jabbar Tuhardi (11) di ruang kerjanya, Selasa (16/8/2022).
Kunjungan Siswa kelas 5 SDN Kaliasin I Surabaya yang akrab dipanggil Kaisar ini ke orang nomor satu di DPRD Kota Surabaya dengan didampingi oleh kedua orang tuanya, Yeyen Tuhardi dan Revy Farida Yuliana yang selalu memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan putra sulungnya itu dalam kelestarian lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah.
Ketua DPRD Kota Surabaya yang popular dipanggil Awi itu memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kaisar. Pasalnya, Awi menilai Kaisar mampu memberikan sumbangsih terhadap penanganan lingkungan, utamanya masalah sampah di Surabaya.
“Adik Kaisar merupakan generasi penerus bangsa yang patut menjadi panutan. Dalam usia yang masih 9 tahun, Kaisar telah melakukan pengelolaan sampah yaitu memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos dan pakan budidaya maggot,” ungkap Awi dengan raut wajah sumringah.
Politisi PDIP tersebut juga mengaku bangga dengan apa yang sudah dilakukan Kaisar dan menyatakan siap memberikan dukungan agar terus ikut berperan serta membawa perubahan lingkungan di Kota Surabaya menjadi lebih baik.
“Saya akan memberikan support agar dik Kaisar kelak menjadi pendekar-pendekar lingkungan hidup yang jempolan dan karyanya membawa perubahan yang lebih baik untuk lingkungan Kota Surabaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kaisar merasa senang dapat bertemu dengan Ketua DPRD Surabaya. Ia ingin terus belajar bagaimana penanganan lingkungan hidup ke depan, sehingga masalah sampah di Surabaya dapat tertangani dengan baik.
“Sampai sekarang saya sudah memiliki 30 kampung binaan yang menerapkan maggot untuk pengolahan sampah organik. Lalu saya juga ada hotel dan restoran binaan di sekitar rumah untuk mendapatkan sampah organik,” celoteh Kaisar polos.
Ia tidak luput menceritakan pengalamannya blusukan ke sejumlah pasar tradisional dan kawasan pantai di Surabaya untuk bisa mengetahui pasti gambaran nyata soal permasalahan sampah yang ada di Surabaya. Dari situlah Kaisar mengaku lebih bersemangat mengolah sampah agar dapat menjaga lingkungan dan bermanfaat.
“Sekarang saya mempunyai 24 kilogram maggot yang mana setiap satu kilogram maggot mampu mengkonsumsi 4 kilogram sampah organik. Sisa makanan dan kotoran maggot dapat menghasilkan kompos yang disebut kasgot,” tandasnya.
Ayah Kaisar, Yeyen Tuhardi memastikan mendukung penuh kegiatan anaknya tersebut. Dia berharap agar kegiatan pengelolaan sampah yang ditekuni Kaisar saat ini dapat berguna bagi masyarakat luas.
“Kita lihat di Surabaya ini masalah sampah kan terus menumpuk. Jadi saya mendorong anak saya untuk peduli terhadap lingkungan, khususnya sampah agar Surabaya bebas sampah atau zero waste dapat terwujud,” harapnya menutup perbincangan.