
Maumere, SonaIndonesia.com – Ratusan warga masyarakat Desa Ilin Medo dan Desa Weran, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengancam akan memblokir jalan masuk menuju lokasi Mega Proyek Pembangunan Bendungan Napun Gete. Ancaman pemblokiran akses jalan ini, sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan warga terhadap Pemerintah Kabupaten Sikka yang dinilai lambat dalam urusan pembayaran ganti rugi pembebasan lahan.
Ancaman penutupan akses jalan mega proyek yang dibangun dengan dana APBN senilai hampir sepuluh triliun rupiah (Rp 9,8 triliun) ini akibat belum diselesaikannya ganti rugi lahan seperti yang telah disepakati. Sampai saat ini, biaya ganti rugi lahan, termasuk ganti rugi tanaman produktif yang ada di lokasi proyek yang belum terbayarkan sebesar lebih dari empat puluh empat miliar rupiah (Rp 44 miliar).
Elisius, salah seorang pemilik lahan yang belum menerima ganti rugi, ketika tatap muka dengan Plh Bupati Sikka, Drs. Paulus Nong Susar, bersama sejumlah unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Sikka di kantor Desa Ilinmedo petang kemarin, menyatakan akan menutup jalan masuk proyek sampai pemerintah merealisasikan pembayaran sisa ganti rugi lahan yang terkena mega proyek itu.
“Mulai besok jalan masuk proyek ini akan kami tutup. Dan penutupan ini akan kami buka setelah pemerintah membayar semua hak-hak kami,” kata Elisius.
Pada kesempatan itu, Elisius juga mengaku kecewa dengan janji-janji Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera dan Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga Tua, S.Pt ketika mengunjungi masyarakat pemilik lahan tahun 2017 yang lalu.
“Kami merasa kecewa karena janji Bupati Yoseph Ansar Rera dan Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga Tua yang sampai hari ini kami menilai sebagai asal omong. Kalau pemerintah tidak punya uang, jangan datang beri janji yang sampai hari ini tidak bisa terpenuhi,” kata Elisius yang disambut tepuk tangan hadirin.