Korensponden : Sara Angelina | Editor : N. Julians
Samosir, sonaindonesia.com – Samosir bukan cuma Danau Toba, ada beberapa tempat wisata menarik yang bisa traveler kunjungi. Salah satunya adalah Aek Sipitu Dai.
Nama Aek Dipitu Dai memiliki arti Air Tujuh Rasa. Destinasi wisata ini berada di Desa Limbong Mulana, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Wisata Aek Sipitu Dai memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 wisata dengan melakukan pengecekan suhu tubuh. Melewati turunan berbatu, mata air ini bisa dengan mudah ditemukan.
Tujuh mata air ini dibagi menjadi dua ruangan, empat pancuran berada di ruang perempuan sementara sisanya di tempat khusus laki-laki. Sebelum jadi tempat wisata, dulunya Aek Sipitu Dai ini dijadikan sendang, tempat untuk mandi, cuci, kakus atau MCK.
Tak hanya itu, sejak dulu mata air ini dianggap sakral, sehingga banyak yang datang untuk melakukan ritual tertentu. Wisatawan diizinkan masuk ke kedua ruang ini bergantian dengan sebelumnya mengucapkan permisi, siapa tahu ada warga yang sedang mandi atau mencuci.
Tujuh mata air ini punya karakteristik yang berbeda. Dari mata air pertama air yang keluar agak asin, kemudian yang kedua sedikit bersoda, pancuran ketiga punya air sedikit pahit, dan yang keempat mirip dengan mata air kedua namun dengan rasa soda yang lebih banyak.
Baca Juga :
- Apkasi Berharap Menparekraf Juga Perhatikan Pariwisata Non-Destinasi Prioritas
- Bupati Gunung Kidul Terpilih : Dorong Ekonomi Kerakyatan dan Industri Pariwisata
- Nikmatnya Wisata Kuliner di Hutan Mahoni Glenmore, Banyuwangi
Mata air kelima agak sedikit tawar, mata air yang keenam juga bersoda, dan yang ketujuh airnya terasa sedikit pahit. Mata air ini diberi sekat karena kegunaannya sebagai pemandian sakral.
Aek Sipitu Dai dipercaya dapat mengabulkan permintaan. Tiap mata air memiliki khasiat yang berbeda-beda. Mulai dari menyembuhkan bayi, enteng jodoh, menyembuhkan penyakit, hingga memberikan kekuasaan. Tak jarang petinggi daerah datang ke sini untuk meminta kekuasaan.
“Mata air ini terus mengalir tiada henti untuk menghidupi warga sekitar. Wisatawan boleh dengan bebas untuk membawa pulang air dari sini,” ungkap Salah satu Pengurus
Dan Kalau tidak bawa tempat botol minum, ada warung yang menyediakan jeriken plastik yang berisi 5 liter air. Harganya hanya Rp 10 ribu. Namun disaat membawa pulang air, ada sedikit syarat yang harus dipatuhi, karena air yang diambil dari mata air Aek Sipitu Dai, merupakan sumber mata air yang sakral, dan sangat di percaya oleh masyarakat setempat, bahwa air memiliki khasiat.
“Namun ada pantangan yang harus dilakukan jika ingin merasakan khasiat air ini. Air yang sudah dibawa tidak boleh dilangkahi atau diletakkan di atas lantai begitu saja, harus memiliki alas,” kata Pengurus tempat wisata Aek Sipitu Dai
Air ini bisa dicampurkan dengan air biasa sebagai minuman sehari-hari agar tubuh tetap sehat. Takarannya sedikit saja, yang penting ada. Sebaiknya air diambil dari 7 mata air dan dicampurkan ketika hendak diminum saja.
“Air ini tidak akan berlumut disimpan berapa lama juga,” ujar Muria Marpaung, salah seorang pengunjung.
Menurut cerita setempat, air ini berasal dari Ompung Limbong, generasi kedua marga Limbong yang mencari sumber air. Setelah berdoa, dirinya mencoba untuk menancapkan tongkatnya ke tanah sebanyak tujuh kali hingga menjadi tujuh mata air. Setelah dicicipi, airnya memiliki tujuh rasa yang berbeda.
Bagi yang ingin berwisata ketempat ini, silahkan mencoba dan kalian bisa merasakan tujuh rasa berbeda dari mata air sakral ini secara gratis. Siapa tau pulang-pulang dapat jodoh, dan mendapat keberkahan sesuai yang di niatkan. (sara angelina)