Persoalannya dalam skema, keadaan atau situasi yang disebut sebagai pandemi, bisnis alat dan bahan kesehatan menjadi salah satu bisnis yang paling menguntungkan. Tidak heran Indonesia menjadi target pasar. Apalagi jika ruang mobilitas dikontrol dengan standar tes PCR yang masih mahal itu, meski harganya sudah diturunkan Presiden RI.
Yang benar itu bukan harus murah, tapi harus dihilangkan. Gudangkan itu semua alat-alat tes setan. Kalau masih dukung alat-alat test, sampai kiamat pun gak bakal kelar ini pandemi.
Hayoo berani gak kita-kita bersuara untuk menghapuskan alat-alat tes dan hapus kewajiban vaksin?
Masker, alat tes covid dan vaksin itu memang bertujuan memperbudak manusia. Pertama dipaksa pake masker, lanjut dipaksa tes covid entah SWAB/Antigen/PCR, terus lanjut paksa vaksin. Sudah jalan vaksin pertama, lanjut kedua, lanjut ketiga, terus vaksin booster… Setelah itu entah apalagi hingga tanpa diminta akhirnya masyarakat (terpaksa) butuh dan bergantung vaksin seumur hidupnya. Kalau sudah divaksin dan sudah muncul efek-efek fatal dan lethalnya ya bakal 100% diperbudak dan dianggap ternak.
Saat sudah suntik dosis ke-1, anda akan dianjurkan mengambil dosis ke-2 untuk perlindungan maksimal. Nanti saat paksin ke-3 diwajibkan untuk umum, berbagai alasan dan kondisi akan dibenarkan untuk menutupi statement awal. Intinya, akan terus ada narasi untuk menakuti. Begitu seterusnya. Tutupi kebohongan dengan kebohongan lain seperti biasanya. Toh masyarakat di negeri wakanda gampang ditakut-takuti dan suka dibohongi.
Tujuan plandemit bukan murni untuk kesehatan, tapi bisnis vaksin. Jadi ngga perlu pura-pura lagi, rakyat juga tahu vaksin itu racun. Mereka terpaksa vaksin karena segala urusan pada akhirnya membutuhkan surat sakti sertifikat vaksin.
BACA JUGA:
- RESIDENCE EVILS
- Wacana PPN, Sebenarnya Pemerintah Bekerja Untuk Siapa?
- Kegagalan Komunikasi Publik Menag dan Ketidakpercayaan Masyarakat
Mengingat pemeo lama; “jika kamu memulai berbisnis, kondisikan bisnismu itu dibutuhkan, dan orang pasti membutuhkan.” Lalu boom pandemi. Orang kemudian dipropaganda untuk butuh masker, kaus tangan, antiseptic, disinfektan, butuh alat-alat tes Rapid, Swab, PCR, APD dan lainnya.
Kemudian karena banyaknya narasi ketakutan yang dihembuskan oleh media mainstream, orang-orang memburu susu beruang (entah karena saking pintarnya marketing susu beruang), orang-orang juga memburu vitamin D, C, Zinc, lalu ribut ikut kerumunan vaksin.