Jember, SonaIndonesia.com – Akibat terganjal persyaratan pernah mengambil kredit konsumsi ke bank, ada pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur yang tidak dapat mengambil kredit mikro. Data tersebut terungkap dalam diskusi “Forum Bisnis HIPMI Jember 2025” yang diselenggarakan di Aula Bank Jatim Jember. Diskusi ini diikuti para usahawan yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada Sabtu (5/7/2025).
Hal itu diungkapkan Kamilah, Vice President Kredit Mikro Bank Jatim selaku narasumber dalam kegiatan tersebut.
“Jika ada kebijakan pemerintah yang menghapus syarat ini, maka terbuka lebar bagi UMKM yang terganjal kredit usaha kecil. Sehingga mereka bisa memanfaatkan akses pendanaan ini untuk mengembangkan usahanya,” ujar Kamilah.
Selaras dengan Kamilah, pemateri Ahmad Salim Assegaf selaku Ketua Umum BPD HIPMI Jawa Timur yang mengatakan bahwa masih ada keluhan dari usahawan atau pelaku UMKM terhadap akses pendanaan.
“Di samping itu juga terkendala akses lainnya semisal akses perizinan, keluhan itu kami dengar dari anggota dan pengurus kami yang berada di 38 cabang HIPMI di Jawa Timur dari Sumenep sampai Banyuwangi,” papar Ahmad Salim Assegaf.
Menteri UMKM RI, Maman Abdurahman optimis meskipun ada kendala tersebut jika digandeng oleh pengusaha yang tergabung dalam HIPMI, hal itu bisa diatasi.
“HIPMI bisa mampu menjadi inspirasi, memeluk UMKM, ini yang kita dorong dan harapkan. Untuk menumbuhkembangkan UMKM, sehingga keberadaanya nanti bisa menjadi backup ekonomi negara,” jelasnya.
Maman menambahkan soal manajemen keuangan, perbankan, UMKM perlu didorong. Termasuk perizinan. Oleh karena itu pihaknya membuat festival perizinan UMKM secara nasional, dimana semua instansi terkait perizinan berada dalam tempat.
Muhammad Mufid, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember juga menyampaikan dukungan kepada usaha kecil menengah dan mikro.
“Dengan bertemunya dari para pimpinan antarlembaga seperti ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil menengah di masa-masa mendatang,” harapnya.
Rendra Wirawan, Ketua UKM IKM Nusantara yang bertindak selaku moderator diskusi, secara terpisah mengatakan bahwa kebijakan positif pemerintah bagi UMKM harus dikawal sampai bawah, teknologi seperti AI harus bisa dimanfaatkan oleh UMKM untuk mengembangkan usahanya.
“Dengan pembiayaan inklusif dan pemanfaatan teknologi, UMKM bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional secara nyata,” jelasnya.
Sedang menurut Yoga Satria, Pj Ketua Umum BPC HIPMI Jember mengatakan forum ini diharapkan bukan sekadar ajang silaturahmi antarpengusaha, tetapi juga ruang penting untuk membuka peluang usaha, mempertemukan kepentingan dunia usaha dengan arah kebijakan pemerintah, serta mendorong ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan.
“Bertemunya para pemangku kepentingan secara substantif yang menghasilkan sinergi konkret,” ujarnya.
Menurut Ketua Panitia, Irwan Fahmi, agenda utama “Forum Bisnis 2025 pada kali ini mencakup: business and competition untuk menjaring ide-ide usaha inovatif, business matching sebagai ajang temu usaha antara pelaku UMKM, investor, dan lembaga pembiayaan. Serta seminar AI yang membahas peluang pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor UMKM. (salim)





