Lumajang, SonaIndonesia.com – Menyambut bulan suci Ramadan, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bustanul Ulum (STAIBU) menggelar lomba membaca dan mengartikan kitab kuning tanpa harakat. Lomba yang dimaksudkan untuk melestarikan budaya Islam nusantara ini diselenggarakan di Auditorium Kampus Hijau, Jl. Doktren No. 26 Desa Krai Kecamatan Yosowilangun, Lumajang, Sabtu (18/3/2023).
Lomba ini sengaja diselenggarakan menjelang datangnya bulan suci Ramadan untuk memastikan jika budaya belajar kitab tanpa harakat masih diterapkan di beberapa pondok pesantren di Lumajang.
“Sebenarnya ini tugas kuliah mas, namun kebetulan saja mendapatkan atensi dari pihak kampus karena berkaitan erat dengan ideologi kampus kita, yakni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI),” ungkap Muhammad Imron, saat dikonfirmasi awak media.
Dalam lomba ini terdapat dua kategori penilaian, yakni penilaian pada ketepatan membaca dan kemampuan mengartikan kitab tersebut.
“Ada dua kategori penilaian, baik untuk lomba membaca kitab Fathul Qorib (Fath Al-Qarib) maupun Mabadi’ Asyrah,” papar Imron.
Fath Al-Qarib merupakan kitab pegangan bagi lembaga pendidikan di pesantren. Kitab yang disusun oleh Ibnu Qosim Al-Ghazi ini digunakan oleh umat Islam yang baru mempelajari ilmu fiqih yang terdiri dari empat bagian, yaitu tentang tata cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang membahas kriminalitas atau jinayat.
Sementara Mabadi’ Asyrah merupakan kitab yang membahas tentang prinsip ilmu syariah yang berkaitan dengan hukum dalam Islam.
Para peserta lomba akan dinilai kemampuannya dalam ketepatan membaca dan mengartikan kitab tanpa harakat. Peserta yang meraih nilai tertinggi akan diberi penghargaan oleh pihak kampus. Penghargaan diberikan kepada peserta maupun lembaga madrasah diniyah/pesantren tempat para peserta menuntut ilmu. (rokhmad)