Sumenep, SonaIndonesia.com – Dugaan pemotongan dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura tahun 2023 terus bergulir.
Dugaan pemotongan bantuan pendidikan dari pemerintah itu cukup menggiurkan. Nilainya mencapai Rp492 juta rupiah.
Angka fantastis tersebut berdasarkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa KIP di UNIBA Madura tahun 2023 sebanyak 399 mahasiswa.
Rinciannya, skema 1 berjumlah 205 mahasiswa, skema 2 sebanyak 172 mahasiswa, dan 22 mahasiswa lulus pengganti angkatan 2021 dan 2022.
Rektor UNIBA Madura, Rachmad Hidayat telah mengonfirmasi bahwa jumlah mahasiswa penerima program beasiswa KIP 2023 berjumlah 399 mahasiswa.
“Jumlah penerima KIP Skema 1 dan 2 pada tahun 2023 mencapai 399 mahasiswa, sedangkan tahun 2024 tercatat ada 181 mahasiswa yang semuanya masuk skema 1 dan itu saya semua yang mengajukan,” kata Rachmad Hidayat saat dikonfirmasi Jumat pekan lalu.
Isu pemotongan dana KIP Kuliah di UNIBA Madura diduga berasal dari skema 1. Rinciannya, biaya pendidikan Rp 2.400.000 dan biaya hidup Rp 2.400.000. Total Rp 4.800.000 per semester.
Berdasarkan pengakuan salah satu Mahasiswa UNIBA Madura yang meminta namanya dirahasiakan, dana KIP Kuliah baik skema 1 dan skema 2 diduga tidak disalurkan sama sekali pada tahap pencairan petama di tahun 2023.
“Masalah itu sudah viral dari tahun kemarin, hampir 70% penerima KIP tahun 2023 kemarin itu, bahkan untuk semester 1 tidak dicairkan. Informasinya, pencairan pertama full untuk oknum-oknum di atas, seperti kating (kakak tingkat), ketum ormek, dosen dan lain-lain, yang merekomendasikan mahasiswa tersebut mendapatkan KIP,” ungkap mahasiswa tersebut, Kamis, 9 Januari 2025.
Jika dihitung, dugaan pemotongan dana KIP dari 205 mahasiswa penerima skema 1 semester pertama mencapai Rp492 juta.
“Padahal waktu pencairan tahap pertama, untuk skema 2 full Rp 2.400.000 dan Rp 4.800.000 untuk skema 1, itu diambil entah oleh siapa, nggak paham, nggak ada turun ke bawah,” tambah mahasiswa tersebut.
Sementara, Wakil Rektor 1 UNIBA Madura, Budi Suswanto, membantah adanya praktik pemotongan dana KIP di kampusnya.
“Tidak ada KIP itu pemotongan atau bahkan intervensi. Semua dana langsung masuk ke rekening mahasiswa,” kata Budi, Jumat, 10 Januari 2025.
Budi menjelaskan, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan mahasiswa pemerima KIP untuk memastikan isu tersebut.
“Waktu itu Pak Rektor tanya satu-satu siapa yang menerima atau yang meminta. Semua mahasiswa dihadirkan, ditanya, dan hasilnya semua bungkam. Nggak ada,” tegasnya.
Budi juga menegaskan, jika ada bukti konkret terkait pemotongan KIP, dia mengaku siap menyerahkan kasus ini ke ranah hukum.
“Kalau memang ada dan terbukti, kami sendiri yang akan menyerahkan ke pihak berwajib,” tambahnya.
Rahmad Hidayat juga memberikan klarifikasi serupa. Ia memastikan bahwa semua dana KIP langsung dicairkan pemerintah ke rekening mahasiswa.
“Seluruh dana beasiswa langsung masuk ke rekening mahasiswa, khususnya untuk skema 1 melalui rekening BRILink yang disediakan oleh Dikti. Sementara dana skema 2, hanya untuk UKT, masuk langsung ke rekening kampus,” urainya.
Rahmad berdalih isu ini mungkin berasal dari mahasiswa pengganti penerima KIP yang tidak lolos seleksi pada tahap sebelumnya.
“Mahasiswa pengganti ini mungkin merasa tidak puas sehingga menciptakan narasi yang tidak benar,” tutupnya. (rif)