Disangka Boneka, Bocah TK Hanyut di Sungai Gegerkan Warga Kelurahan Bago Tulungagung

Suasana penemuan mayat anak TK yang hanyut terbawa arus sungai, di Tulungagung. (Foto: sonaindonesia.com/dni)

Tulungagung, SonaIndonesia.com – Penemuan sesosok mayat gegerkan warga Kelurahan Bago, Kecamatan Kota, Kabupaten Tulungagung, Minggu (13/2) pagi. Mayat itu mengapung terbawa arus sungai yang melintasi daerah tersebut.

Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Mar (52) salah seorang warga yang sedang menjemur pakaian di pekarangan rumahnya. Kebetulan lokasi rumah saksi tidak jauh dari sungai tempat korban ditemukan, di Lingkungan III RT.003 RW.001 Kelurahan Bago, Kecamatan Kota, Kabupaten Tulungagung.

Menurut Mar, pertama kali melihat, ia menyangka benda yang hanyut terbawa arus itu adalah boneka. Tetapi setelah diperhatikan lebih seksama, ia yakin benda tersebut adalah sosok anak kecil. Mar lalu memanggil keponakan dan tetangganya untuk melakukan pertolongan.

Setelah diangkat beramai-ramai, diketahui sosok yang hanyut itu adalah seorang anak perempuan berusia sekitar 6 tahun dan sudah tidak bernyawa.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Tulungagung Kota, Kompol Rudi Purwanto membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Hari ini sekira pukul 08.30 WIB ada seorang saksi yang saat itu sedang berjemur di sekitar sungai (TKP) melihat ada sesosok yang dikira boneka, namun setelah dicek ternyata mayat manusia. Dan setelah kami lakukan pengumpulan data, ternyata anak tersebut adalah warga Dusun Kudusan, Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru,” kata Kompol Rudi kepada media.

Sementara Kepala Desa Plosokandang, Agus Waluya membenarkan bahwa bocah yang hanyut terbawa arus sungai itu adalah warganya.

“Benar, itu warga saya, anak tersebut perempuan, berusia sekitar 6 tahun, dan masih tercatat sebagai siswa TK, berinisial NL. Anak satu-satunya pasangan bapak Sitik (30) dan nyonya itu, diceritakan baru saja dibelikan sepeda dua hari lalu. Karena masih suka-sukanya dengan sepeda barunya, anak tersebut setelah mandi bermain sepeda dengan teman sebayanya. Tidak diketahui secara jelas mengapa akhirnya anak tersebut hanyut, karena temannya yang masih berusia 5 tahun, tidak bisa ditanya detail penyebab kejadiannya,” tutur Kades Agus.

Agus menambahkan, dirinya selaku Kepala Desa menyaksikan proses autopsi. Tidak ditemukan bekas tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diyakini, korban hanyut karena terpeleset. Hal ini diperkuat dengan keberadaan sepeda milik korban yang masih berada di tepi sungai, yang kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya. (dni)