Dua Legenda Komentari Dugaan Kisruhnya Olahraga Berkuda

Surabaya, Sonaindonesia.com – Legenda hidup olahraga berkuda, Edwin Basuki turut angkat bicara terkait konflik antara pngurus pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) dengan Indonesia Horse Racing Community (IHRC) yang merupakan komunitas pacuan kuda.

Edwin mengatakan jika hal itu sebenarnya merupakan masalah yang harus ditangani sendiri oleh ketua umum Pordasi.

Bacaan Lainnya

“Itu yang menyelesaikan harus ketuanya senriri dengan orang-orang itu. Gabisa sudah. Kita ga ikut-ikut,” kata Edwin, Jumat (6/5).

Edwin kembali mengatakan, ia tak mau banyak berkomentar terkait persoalan yang menyeret Pordasi dan IHRC tersebut.

“Dari tahun 1966 saya sudah jadi pengurus Jawa Barat. Dan kalau ada permasalahan untuk saat ini yasudah biar diselesailan sama ketua itu sendiri,” ujarnya.

Terkait kemiripan jadwal penyelenggaraan event antara Pordasi dan IHRC, Edwin berujar jika pihak komunitas sudah terlebih dahulu membuat agenda.

“Jadi pada Januari itu komunitas sudah bikin, sedangkan PP (pengurus pusat) baru bikin Maret,” jelasnya.

Dalam perkara ini Edwin berpendapat harusnya ketua umum mendatangi pihak terkait, bukannya memanggil.

“Saya tahu benar persoalan ini, tapi saya tidak mau terlalu buka kemana-mana,” imbuhnya.

Dalam menjadi ketua umum pengurus pusat Pordasi, harusnya terlebih dahulu menjadi anggota pengurus pengurus pusat Pordasi selama dua tahun.

Senada dengan itu, sesepuh olahraga kuda, Sherpa Manembu juga turut mengomentari kisruh pengurus pusat Pordasi dan IHRC. Ia menilai pengurus pusat kali ini tidak memahami perasaan dari anggota. “Harusnya ini organisasi jadi pengayom, jangan sampai mengancam,” katanya.

“Pordasi itu ada karena perkumpulan para pemilik kuda pacu. Kalau ini bisa diayomi, saya kira teman-teman pemilik kuda pacu ini adalah manusia-manusia intelektual yang non politis. Tidak perlu harus digertak – gertak,” pungkasnya.

Sampai berita ini dinaikkan, ketua umum Pordasi, Triwatty Marciano belum merespon saat dihubungi via telepon.

Sebelumnya Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) dikabarkan tengah mengalami konflik internal. Konflik itu ditengarai lantaran gesekan pengurus pusat Pordasi dan komunitas pacu.

Selain itu, Latihan bersama pacuan kuda Triple Crown seri II di Pangandaran pada 21 Mei mendatang dianggap nama yang digunakan oleh komunitas pacu sama dengan program milik Pordasi.