Lumajang, SonaIndonesia.com – Puncak musim kemarau tahun ini diwarnai fenomena munculnya ribuan karangan (kerang) di sepanjang pantai selatan Lumajang, Jawa Timur. Seperti terlihat di antaranya di kawasan wisata Pantai Watu Pecak, di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang.
Kerang ini memiliki postur cangkang yang sama dengan kerang hijau yakni lonjong cekung, hanya saja warna cangkang merah kecoklatan. Warga setempat menyebutnya “karangan” dan diyakini hanya muncul saat musim kemarau panjang melanda.
Layaknya kerang laut lainnya, kerang ini berada di dasar laut yang menempel di bebatuan laut, terumbu karang hingga semak rumput laut.
“Setahun sekali keluarnya mas, kalau pas musim kemarau panjang saja,” ungkap Abdul Rohman, warga Desa Selok Awar-awar, Lumajang, Senin (26/10/2023).
Kemunculan salah satu biota laut ini membuat warga setempat memburunya, termasuk para nelayan pantai selatan.
Untuk mendapatkan kerang ini, warga tak perlu jaring maupun perahu, karena kerang ini berada di tepian pantai selatan.
Sambil berenang di tengah gelombang, tangan mereka merogoh ke bebatuan laut untuk memastikan posisi kerang bersarang. Setelah posisi kerang ditemukan, barulah warga menggunakan sebilah sabit untuk mempermudah melepas kerang dari batu.
“Tantangannya hanya gelombang mas, yang menghantam kita saat akan melepas kerang dari batu laut,” tambah Rohman.
Meskipun cukup berbahaya, namun setiap harinya warga mampu mendapatkan lima hingga delapan kilogram karangan. Sebagian kecil karangan yang didapat mereka konsumsi sebagai salah satu lauk pauk, namun sebagian lagi mereka jual dengan harga yang bervariasi.
“Kita jualnya tidak kiloan mas, melainkan genggaman. Tiga genggam kerang kita jual 5000 rupiah saja,” jelas EvaYanti, salah seorang penjual kerang.
Sementara itu, Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang mengklaim jumlah hasil tangkapan karangan saat musim kemarau bisa mencapai 20 sampai 30 kilogram/hari. Pasalnya pemburu kerang di pesisir pantai mencapai 50 orang perharinya.
Sedikitnya, baru tiga lokasi yang teridentifikasi menjadi tempat karangan ini hidup, di antaranya di Pantai Watu Pecak, di Desa Selok Awar-awar, Pantai Dampar di Desa Bades dan Pantai Bambang di Desa Bagu, Kecamatan Pasirian, Lumajang.
“Kita menduga tumbuh kembangnya kerang ini karena ekosistem laut di tiga lokasi itu masih bagus mas, sehingga memungkinkan terumbu karang tumbuh subur dan mengundang banyak biota laut termasuk kerang ini,” ungkap Kepala Bidang Tangkap dan Pengawasan Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang, Putri Dinayu.
Meski tergolong baru di Kabupaten Lumajang, pihaknya akan melakukan identifikasi lebih lanjut tentang kerang ini mulai dari potensi hingga peluang pasarnya.
“Sementara kita identifikasi dulu mas, karena karangan ini kayaknya hanya ada di Pantai Lumajang,” pungkasnya. (rokhmad)