Lumajang, SonaIndonesia.com – Meskipun di sejumlah daerah musim kemarau telah menimbulkan sejumlah bencana seperti kekeringan dan kebakaran lahan atau hutan, namun hal ini justru membawa berkah bagi para petani tembakau di Kabupaten Lumajang. Pasalnya musim kemarau ini membuat kualitas tembakau hasil masa panen tahun ini membaik. Hal tersebut terlihat dari kualitas pengeringan tembakau yang mencapai titik tertinggi, meski sebelumnya sempat diterjang banjir akibat tingginya intensitas curah hujan.
“Justru saat musim kemarau kualitas tembakau kita (Lumajang) sangat bagus mas, soalnya pascapanen ini proses penjemuran tembakau yang telah dirajang (mencapai kualitas) maksimal,” ungkap ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang, Dwi Nurcahyo saat dikonfirmasi SonaIndonesia.com, Jumat (25/8/2023).
Sementara produktivitas produksi tembakau tahun ini diperkirakan meningkat dari yang sebelumnya hanya 1.000 ton, tahun ini diperkirakan lebih dari 1.333 ton dari 889 hektar lahan pertanian tembakau di Kabupaten Lumajang.
“Perkiraan kami per hektarnya itu bisa menghasilkan 1,5 ton kering mas, jadi kalau 889 hektar maka perkiraan kami produksi tahun ini bisa mencapai 1.333 ton”, tambah Dwi sapaan akrab ketua APTI Lumajang itu.
Data dari APTI Lumajang, tembakau di kaki Gunung Semeru ini dibagi ke dalam tiga varietas, pertama tembakau rajangan kasturi yang bermitra dengan PT. IDS, kedua tembakau rajangan white burley bermitra dengan PT. AO1 dan varietas terakhir adalah rajangan lokal.
Banyaknya jumlah produksi tembakau yang bermitra dengan perusahaan ini berpengaruh terhadap pendapatan daerah dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
“Kalau tidak salah DBHCHT kita (Lumajang) tahun ini mencapai Rp32 miliar mas, yang dibagi ke sejumlah bidang seperti kesehatan, pertanian, sosial hingga penegakan hukum,” pungkasnya. (rokhmad)