Jakarta, SonaIndonesia.com – Asian Games 2018 memang telah selesai. Seremonial di Stadion Gelora Bung Karno, Ahad kemarin resmi menutup perhelatan yang terbilang sukses secara prestasi maupun penyelenggaraan. Namun tunggu, jangan ‘bubar’ dahulu. Sebab pesta belum usai. Indonesia masih punya satu perhelatan lagi yang juga patut disemarakkan, yaitu Asian Para Games 2018.
Asian Para Games merupakan pesta olahraga atlet penyandang disabilitas terbesar kedua di dunia. Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kali. Tidak kalah bersejarah. Menurut catatan Panitia Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games, INAPGOC, sudah tiga ribuan atlet dari 42 negara mendaftar untuk penyelenggaraan di Jakarta, 6-13 Oktober 2018 mendatang.
Melirik jumlah peserta ditambah jumlah cabang yang dipertandingkan, gelaran kali ini layak diklaim sebagai yang terbesar. Venuenya juga menggunakan standar yang sama dengan Asian Games seperti Stadion Utama, Istora, Stadion Akuatik, Lapangan Hoki, hingga Jakarta International Velodrome, dan JIExpo.
Sebagian mungkin belum tahu benar soal pesta olahraga ini. Ajang ini baru dua kali diselenggarakan. Pertama kali di Guangzhou, Cina pada 2010. Pesertanya berasal dari negara-negara anggota Asian Paralympic Committee. Sejak menuai banyak respons positif, ajang ini rutin digelar empat tahun sekali setiap usai Asian Games. Perhelatan di Jakarta merupakan yang ketiga, setelah Incheon (Korsel) 2014 silam.
Sama seperti Asian Games, Pesta Olahraga Difabel Asia ini juga mempertandingkan berbagai cabang olahraga. Antara lain panahan, judo, sepeda, tenis meja, basket, tenis, anggar.
Yang membedakan adalah peraturan dan sarana-prasarana yang disesuaikan dengan keterbatasan atletnya.
Turnamen semacam ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Butuh keahlian khusus untuk ikut serta. Juga perlu sportivitas, kemampuan tubuh, mental, determinasi, dan strategi untuk menang. Para peserta pun sama-sama menjalani persiapan atau latihan fisik seperti atlet pada umumnya.