Kota BIMA, SonaIndonesia.com – Bima yang terkenal dengan semboyan “Ngaha Aina Ngoho,” kini hancur oleh keserahakan dari oknum oknum manusia yang tidak bertanggung jawab, yang bersembunyi di balik topeng topeng para pejabat yang bersekongkol menguras kekayaan di tanah yang dulu nya subur dan terkenal dengan sebutan dengan “Bumi Gora”, kini hancur dengan dalih perluasan wilayah.
Kian hari, jika hal ini di biarkan, keserahan dari para oknum ini akan semakin merajalela, pengerukan dan pengalian terhadap lahan yang ada di wadu mbolo ini akan semakin meluas, yang tidak memperdulikan kelestarian lingkungan hidup dan hutan lindung di sekitarnya, hal ini ada salah satu faktor yang menimbulkan terjadi banjir, karena telah berkurangnya wilayah hutan lindung, sebagai sarana penyerap air hujan dan penangulangan terjadinya Banjir Bandang.
Hal ini, perlu adanya perhatian lebih dari Pemerintah Setempat dan instasi terkait terutama, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Propinsi, Gubernur NTB, maupun Walikota setempat, serta Pemerintah Pusat, terutama Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait dengan Perijinan dari para oknum oknum yang sengaja melakukan pengerukan dan pengalian dengan secara terang terangan menggunakan beberapa alat Berat seperti Eksavator, truk dan lain lain di wilayah wadu mbolo, kota Bima tersebut.
Baca Juga:
- Lomba Teknologi Tepat Guna IX Digelar di Tangsel
- Pemkot Tangsel dan BPPT Resmikan Bangunan Rumah Komposit
Seperti yang kami kutip perbincangan via telpon dengan saudara Ozan LSIP, salah satu Pemerhati Lingkungan dan Hutan di wilayah Bima, menuturkan dan meminta kepada pihak,
“Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama Gubernur dan DLHK Propinsi NTB untuk menindak OKNUM OKNUM nakal yang melakukan pengalian C yang ada di kota bima yang jelas jelas tidak mengatongi ijin ini,” ungkap Ozan
Jika hal ini dibiarkan, tanah dan hutan di kota maupun kabupaten bima akan hancur dengan alasan perluasan wilayah, maupun dengan alasan alih fungsi dari tanah tanah galian itu, untuk kebutuhan pembangunan di wilayah kota Bima, lanjut ozan, begitu juga hal nya beberapa masyarakat di sekitar, meminta kepada pihak pemerintahan kota Bima, untuk mentertibkan pengalian di sekitar wilayah wadu mbolo ini, karena lalu lalang dari truk truk pengangkut tanah ini, menganggu dengan bertebarannya debu debu, yang tanpa memperdulikan warga sekitar dan jalanan lintas Propinsi yang menjadi jalur utama untuk mobilitas masyarakat setempat, dan bahkan beberapa warga masyarakat menganggap pemerintah Menutup mata dengan keadaan itu, lantas akan seperti apa nanti nya ?
“Dimana Hati Nurani Para Pemangku Kepentingan melihat kondisi ini, jelas jelas di depan mata mereka yang setiap hari lewati jalur ini, dan membiarkan proyek pengalian dari tanah dan hutan ini,” ungkap salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya
Lain hal nya yang dilakukan oleh beberapa wartawan media yang mencoba masuk ke wilayah itu untuk mengkonfirmasi, justru malah di hadang oleh para Preman dengan berkedok Security yang sengaja di pasang untuk menjaga proyek pengalian itu.
Pertanyaan besarnya ? apakah sudah separah itu kah kondisi di wilayah Kota Bima ? hingga membiarkan oknum oknum yang tidak bertanggung jawab ini, merajalela, menguras, mengeruk tanah di wilayah Bima untuk memperkaya diri.
Harapannya ? mohon pihak Kepolisian yang memiliki wilayah hukum di daerah Polres Bima, untuk menindak lanjuti suara hati para masyarakat setempat, yang mulai resah dengan melihat kondisi kota nya yang sudah mulai hancur oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan dan pengrusakan pada hutan lindung yang ada di sekitar wilayah Wadu Mbolo Kota Bima.