Musim Hujan Tiba, Petani Tembakau Cemaskan Turunnya Pendapatan

Lumajang, SonaIndonesia.com – Memasuki musim penghujan, kecemasan kembali menghinggapi para petani tembakau di sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang. Salah satunya seperti yang dirasakan Kertip (54) petani tembakau asal Desa Kaliwungu, Kecamatan Tempeh Lumajang.

Kertip menjelaskan, sejak musim hujan tiba, ia bersama petani lain mulai was-was. Sebab, proses pengeringan tembakau yang sepenuhnya mengandalkan panas sinar matahari kini mulai tak lagi maksimal.

Bacaan Lainnya

“Kalau musim kayak ini, harus kerja ekstra mas, soalnya harus dijemur pas panas dan kembali ditutup saat turun hujan,” ungkap Kertip saat dikonfirmasi, Sabtu (30/10/2021).

BACA JUGA:

Proses pengeringan tembakau yang tidak normal tentu saja berdampak pada kualitas tembakau, yang akan dijual ke perusahaan mitra. Akibatnya, harga jual otomatis turun, sehingga memungkinkan impas antara modal dengan pendapatan, bahkan bisa saja merugi.

“Kalau kualitasnya tidak sama seperti sebelumnya, pasti turun mas harganya,” tambahnya.

Sementara itu, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, cuaca buruk ini berdampak cukup signifikan terhadap keberlangsungan usaha petani tembakau. Terlebih, sejak dua perusahaan mitra lainnya hengkang pada tahun lalu.

“Geliat petani tembakau turun hingga 60 %, kan hanya satu perusahaan mitra yang masih bertahan di sini (Lumajang) mas,” ungkap Ketua APTI Lumajang, Dwi Wahyono.

Data APTI Lumajang, kini hanya 208 petani yang bertahan menanam tembakau dengan luas lahan sekitar 217 Hektar. Padahal, selain memberikan manfaat bagi petani, industri tembakau juga berdampak pada pendapatan negara, melalui pajak pita cukai yang dipungut dari Industri Hasil Tembakau. (rokhmad)